Peserta angkatan kedua yang berasal dari Kecamatan Sedayu dan Kecamatan Pandak tersebut dengan usia beragam, ada yang sudah sangat tua namun juga banyak wajah-wajah baru yang masih muda.
Drs. HM. Asrori Ma’ruf, M.Pd. dalam ceramahnya menekankan peran kaum rois yang sangat berat di tengah serbuan budaya barat yang cenderung jauh dari aqidah agama Islam disamping juga budaya masyarakat yang masih cukup melekat di kehidupa sehari-hari. Budaya yang masih diuri-uri tersebut ada yang warisan dari nenek moyang namun lebih banyak merupakan peninggalan kebudayaan agama Hindu dan Budha. Persoalan yang muncul bagaimanakah kaum rois akan bisa memanfaatkan fungsi dan peran itu. Bagaimana pula kaum rois akan memainkan peran ritual keagamaan Islam di dalam berbagai ragam upacara ritual yang berjalan di masyarakat.
Kaum rois pada hakikatnya adalah kelanjutan dari sistem pemerintahan kerajaan Mataram Islam yang waktu itu menyerahkan mandat penataan agama (Islam) kepada penghulu kraton. Dalam perkembangannya kaum rois diganti dengan istilah modin dan akhirnya jadi kaum rois.
Peranan kaum rois memiliki nilai strategis dalam penjagaan dan memelihara Islam rakyatnya. Upaya pengembalian makna yang benar dalam menjalankan ajaran agama secara murni sesuai Al Quran dan Al Hadist tanpa disusupi nilai-nilai budaya sekitarnya. Untuk itu pembinaan dan pemberdayaan kaum rois harus selalu diadakan dan ditekankan agar selalu berjalan kepada aturan yang benar. (Mwd)