Program Kelanjutusiaan Menjadi Visi Misi Bupati dan Wakil Bupati Bantul

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional  (Bappenas) mengadakan kunjungan lapangan supervisi Layanan Lansia Terintegrasi (LLT) berbasis komunitas di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Lokasi yang menjadi tempat uji coba LLT di Bantul adalah Kalurahan Guwosari Kapanewon Pajangan. Kunjungan diterima oleh Sekertaris Daerah (Sekda), Selasa (16/11) di Ruang Pertemuan Bappeda Bantul.  Turut hadir para pemangku kebijakan perwakilan Kementrian/Lembaga terkait dan dari OPD terkait dari Pemerintah Kabupaten Bantul.

Setelah pertemuan, rombongan diterima oleh Wakil Bupati Bantul Joko B. Purnomo disalah satu rumah makan yang berlokasi di Kalurahan Guwosari.  Wakil Bupati Bantul, Joko B. Purnomo mengapresiasi rencana pembentukan LLT di Guwosari dan akan memasukan kebutuhan Layanan Lansia Terintegrasi (LLT) dalam program bantuan keuangan Kalurahan/Padukuhan untuk program pemberdayaan berbasis Padukuhan serta akan berdikusi lebih lanjut kepada tim.  

Saat Pertemuan di ruang Bappeda Bantul, Sekda Kabupaten Bantul, Helmi Jamharis, menyambut baik kunjungan. “Saya berharap Tim Bappenas bisa menemukan hal-hal yang bisa dimanfaatkan terkait dengan Lansia di Bantul”, kata Jamharis. 

Harapan Sekda tersebut ditegaskan oleh Kabid Pemensosbud Bappeda Bantul, Priyanto. Menurut Priyanto Lansia menjadi perhatian Bupati dan Wabup dalam visi dan misinya. Bappeda telah memuat program Lansia dalam penyusunan RPJMD dengan berbagi peran lintas sektor dinas teknis terkait untuk menjadikan Kabupaten Bantul yang ramah Lansia. “Pemda Bantul tidak akan kurang-kurang dalam mendukung LLT karena sudah menjadi visi Bupati dan Wakil Bupati, serta Bappeda dan dinas teknis akan lebih intens mengarahkannya,” tukas Priyanto.

Sementara Perencana Madya Bappenas, Dinar Dana Kharisma, menyampaikan kegembiraannya atas dukungan dari Pemkab Bantul dan semua OPD terkait. “Mohon ijin kami untuk menindaklanjuti apa yang menjadi komitmen dinas terkait agar LLT Guwosari semakin kuat,” ujar Dinar.

Menurut Dinar, layanan-layanan Lansia yang sudah ada cukup baik namun belum terintegrasi sehingga Lansia terkadang keluarga Lansia bingung harus menghubungi kemana. Oleh karena itu LLT ini diharapkan bisa mengintegrasikan layanan-layanan tersebut melalui Sistem Informasi Lanjut Usia (SILANI) dan Hub Layanan untuk memudahkan Lansia dalam mengakses layanan. Layanan komprehensif yang dilakukan adalah skrining, manajemen kasus dan mekanisme rujukan.

Pada kesempatan tersebut dipresentasikan proses dan perkembangan LLT Rasa Sayang Guwosari. Disampaikan oleh koordinatornya,  Yuli Nuryanti, bahwa tim kerja LLT  Rasa Sayang Guwosari terdiri dari berbagai unsur penyedia layanan kesehatan dan sosial di Kalurahan dan sudah memperoleh dukungan dari berbagai unsur, yaitu: dari Pemerintah Kalurahan, Puskesmas, Puskesos,  PKK, BKL, Karang Taruna, PSM, TKSK dan LKS.

Pengembangan LLT mendapat bantuan teknis dari ADB dalam bentuk pelatihan pengembangan kapasitas yang dilakukan sejak Bulan Februari 2021. SurveyMETER mensuport pelaksanaan dan implementasinya. Direktur Eksekutif SurveyMETER, Wayan Suriastini selaku koordinator pelaksana pilot LLT, mengingatkan tentang kebutuhan kelembagaan LLT yang disampaikan oleh tim Guwosari, sebagai tahap awal layanan tipe D harus ada satu orang pekerja sosial berlatar belakang perawat sebagai manajer kasus di LLT Guwosari yang bisa bekerja secara full time, tentunya hal ini perlu mendapatkan perhatian dan didiskusikan lebih lanjut. 

Tanpa diduga dipenghujung acara, Pendiri SurveyMETER, Bondan Sikoki yang juga hadir dalam pertemuan   mengungkapkan Guwosari sudah seperti saudara karena SurveyMETER telah mendampingi berbagai program termasuk program lanjut usia sejak tahun 2013. Bondan Sikoki mengungkapkan SurveyMETER berkomitmen mendukung  LLT di Guwosari dengan menyediakan satu perawat full time sebagai manager kasus.

Sumber: Siaran Pers Kementerian PPN / BAPPENAS

Berbagi:

Pos Terbaru :