Festival Dolanan Anak, Ajang Mencetak Generasi Berbudaya Istimewa

Upaya mencapai Bantul sebagai Kabupaten Layak Anak (KLA) didukung oleh segenap elemen masyarakat. Bukan hanya pemerintah saja yang berjalan dengan programnya melalui APBD, namun organisasi masyarakat juga turut andil dalam mewujudkan impian besar ini. Salah satunya Fatayat NU Kabupaten Bantul. 

Bersama dengan Kampung Dolanan, Dinas Kebudayaan (Disbud) serta Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Dikpora), Fatayat NU menggelar Festival Dolanan Anak yang mengusung tema "Nguri-uri Kabudayan Jawi, Mbangun Generasi Berbudi". Acara ini dilaksanakan pada Minggu (19/06) berlokasi di Bangsal Rumah Dinas Bupati Bantul.

Dian Utami sebagai ketua penyelenggara dalam laporannya menyampaikan bahwa acara ini digelar dalam rangka wujud pelestarian kebudayaan jawa khususnya dolanan anak-anak yang harapannya dapat diteruskan kepada generasi mendatang. 

Acara yang berlangsung sedari pagi ini dimeriahkan dengan talkshow dan dongeng untuk anak bersama Miko Cakcoy. Selain itu dalam acara ini juga disediakan pojok dolanan yang menjadi wahana peserta untuk mengenal dolanan anak seperti bas-basan, dakon, egrang bathok, jamuran, dan ancak-ancak alis.

Kepala Disbud Bantul, Nugroho Eko Setyanto, mengapresiasi kegiatan tersebut. "Dolanan anak adalah objek kebudayaan yang harus dipelihara dan dikembangkan, karena di dalam dolanan anak ini ada nilai yang membentuk fisik dan karakter anak," terangnya. 

Dirinya berharap dengan dikenalkannya dolanan anak, akan membentuk generasi Bantul yang berbudaya istimewa dan berkepribadian Indonesia. Disbud Bantul sendiri saat ini berupaya untuk kolaborasi dengan OPD terkait, desa budaya, dan ISI Yogyakarta untuk melaksanakan penanaman karakter melalui dolanan anak.

 

Berbagi:

Pos Terbaru :