Bantul Kembali Rebut Kursi di Ajang Top Inovasi Pelayanan Publik

Kabupaten Bantul kembali melenggang di ajang Top Inovasi Pelayanan Publik yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpanrb). Setelah sukses dengan Gelimasjiwo yang diusung tahun lalu, Kali ini bantul membawa program Bantul Seroja (Bantul Sehat Karo Jamu). Program ini berupa pelayanan kesehatan tradisional dengan pemanfaatan jamu sebagai komplementer layanan kesehatan konvesional (umum) di puskesmas.

Masuk ke jajaran 99 besar, Pemerintah Kabupaten Bantul berjuang untuk lolos ke babak berikutnya, di 45 besar. Selasa (5/07) kemarin, di tengah tugas dinasnya di Kabupaten Banyuwangi, Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, memberikan pemaparan  di hadapan tim penilai didampingi oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes), Agus Budi Raharja, inovator dan tim dari Dinkes, serta Bappeda. 

Sampai dengan tahun ini, Bantul Seroja telah diimplementasikan di 12 Puskesmas di Kabupaten Bantul. Target selanjutnya yang ingin dicapai adalah, layanan kesehatan tradisional ini dapat diberikan oleh seluruh puskesmas di Kabupaten Bantul dengan total 27 puseksmas. Tren pasien yang menggunkana layanan ini pun menunjukkan kenaikan positif setiap tahunnya. Sampai saat ini, rata-rata 10% pasien di 12 puskesmas di Kabupaten Bantul menikmati layanan Bantul Seroja. Dinas Kesehatan sendiri terus mengawal program ini dengan memastikan jamu-jamuan yang dugunakan memang aman dan telah tersertifikasi BBPOM. 

Meskipun layanan ini tidak didukung oleh BPJS, namun Pemerintah Kabupaten Bantul berupaya untuk menghadirkan solusi agar  program dapat terus berjalan, “Pemerintah Kabupaten Bantul  telah mengalokasikan anggaran jamkesda yang bisa mengcover dari penggunaan layanan kesehatan tradisional termasuk pemanfaatan jamu-jamuan claim ini dibayar oleh APBD,” terang Halim. 
 

Berbagi:

Pos Terbaru :