Lima Mahasiswa UGM Gandeng PKK Kembangkan Rintisan Sentra Waluh di DIY dengan Smart Integrated Waluh

Berangkat dari permasalahan yang dimiliki ibu-ibu PKK Dusun Bojong, Wonolelo, Pleret, Bantul, DIY yang sebagian besar merupakan ibu-ibu rumah tangga yang memiliki Tanaman Waluh atau Labu di rumah masing-masing. Namun, hasil panen buah waluh di pekarangan rumah ini belum dimanfaatkan dengan optimal.

Berkaitan dengan hal itu, Lima mahasiswa multidisiplin UGM menjalin kerja sama dengan Ibu-ibu PKK Dusun Bojong, Wonolelo, Pleret, Bantul dalam membuat rintisan sentra waluh di Daerah Istimewa Yogyakarta melalui sistem Smart Integrated Waluh yang merupakan sistem dengan kegiatan budidaya, pascapanen (pengolahan dan pengemasan), administrasi dan keuangan, hingga pemasaran yang disusun dan dilaksanakan secara komprehensif, kreatif, dan cerdas.

Sistem ini dikembangkan oleh Alleluia Maria Anugrah Kristi (Fakultas Pertanian 2020), Melodia Rezadhini (Fakultas Pertanian 2019), Faiz Mahasin (Fakultas Pertanian 2020), Muhammad Bagus Sajiwo (Fakultas Teknologi Pertanian 2021), dan Yusron Izza Faradisa (Fakultas Teknik 2020) melalui Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) UGM dan memperoleh sumber dana dari Kemendibudristek yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas Ibu-ibu PKK Dusun Bojong.

Istilah Smart digunakan sebagai perwujudan dari kegiatan budidaya tanaman waluh dengan inovasi teknologi irigasi tetes secara otomatis memanfaatkan air limbah kolam ikan lele sehingga energi yang digunakan menjadi efisien. Selain itu, teknologi yang digunakan merupakan teknologi terbarukan untuk konservasi air. Selanjutnya, kegiatan pengolahan dan pengemasan juga dilakukan untuk mengembangkan berbagai produk olahan waluh sesuai selera pasar, seperti selai waluh, sirup waluh, tepung waluh, stik waluh, serta mengenalkan produk-produk olahan lainnya seperti kue lumpur, klepon, pie, dan bakpia. Selain itu, kami juga mendampingi di dalam pengemasan produk mulai dari kemasan yang digunakan hingga stiker atau label pada kemasan.

Kegiatan pemasaran juga dilangsungkan agar produk olahan waluh dapat bernilai jual tinggi sehingga dapat menguntungkan. Ketiga kegiatan tersebut merupakan perwujudan dari istilah Integrated, yaitu ketiga program yang diintegrasikan secara menyeluruh. Istilah waluh merupakan perwujudan dari tanaman yang digunakan dengan berbagai keuntungan, seperti mudah ditanam, masa simpan yang lama, dan khasiatnya yang bermanfaat untuk kesehatan.

Di bawah bimbingan Dr. Ir. Murtiningrum, M. Eng., dosen Fakultas Teknologi Pertanian UGM, kelima mahasiswa tersebut bersama ibu-ibu PKK  dan warga Dusun Bojong mendirikan Omah Waluh sebagai lahan bahan baku dari kegiatan budidaya tanaman waluh menggunakan sistem Smart Integrated Waluh dengan terobosan baru lewat teknologi irigasi tetes otomatis dan pemanfaatan air limbah kolam ikan lele.

Kegiatan yang telah dilakukan didukung oleh berbagai pihak masyarakat. Pada tanggal 12 Agustus 2022, Istri Bupati Bantul 2022, Ibu Emi Masruroh, S. Pd., melakukan kunjungan ke Omah Waluh sekaligus meninjau kegiatan pengolahan produk waluh yang dilakukan oleh Ibu-ibu PKK Dusun Bojong. “Kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh teman-teman UGM sudah tepat dalam mendukung bertumbuhnya usaha-usaha yang dilakukan oleh Ibu-ibu PKK, selain itu program yang diberikan juga selaras dengan program pengembangan pemerintah Bantul.” ungkap Ibu Emi Masruroh.

“Kami senang dengan adanya kegiatan positif  dari teman-teman UGM yang mendukung rintisan usaha dan menambah pengetahuan dalam kegiatan budidaya, pengolahan, hingga pemasaran, harapannya semoga bisa selalu didampingi sampai produk bisa dipasarkan secara luas dan ikut menggerakkan kelompok masyarakat lainnya seperti pemuda,” ungkap  Ketua PKK Dusun Bojong, Wonolelo, Ibu Fitriyaningsih.

Kini, produk-produk olahan waluh atau akrab disebut Woruti telah mendapatkan sertifikat produksi pangan industri rumah tangga (SPP-IRT) pada tanggal 19 Agustus 2022. Dengan adanya SPP-IRT ini harapannya dapat memberikan jaminan akan produk yang aman kepada konsumen.

“Kedepannya, Omah Waluh dan produk olahan waluh (Woruti) diharapkan dapat menjadi rintisan sentra waluh di DIY dan menjadi sarana edukasi sekaligus agrowisata,” ucap Kepala Dusun Bojong, Bapak Eko Purwanto.

Berbagi:

Pos Terbaru :