Sampai Februari 2023, Bantul Waspada Bencana Hidrometeorologi

Masyarakat Kabupaten Bantul diharapkan waspada akan adanya potensi bencana hidrometeorologi yang melanda. Bencana tersebut dikarenakan efek curah hujan yang sudah mulai tinggi. Tercatat oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, pada 3 Oktober kemarin terjadi peristiwa banjir, tanah longsor, pohon tumbang, yang menyebabkan beberapa kerusakan fasilitas umum dan bangunan milik warga. Peristiwa tersebut terjadi di 12 kalurahan yang tersebar di 17 kapanewon.

Diperkirakan kondisi curah hujan tinggi di Bantul masih akan terjadi sampai dengan Februari 2023 mendatang. Hasil pemetaan terkini, didapat sejumlah titik rawan bencana hidrometeorologi yang tersebar di 29 kalurahan. Kepala Pelaksana BPBD Bantul, Agus Yuli Herwanta mengatakan, ada delapan kapanewon yang berpotensi banjir, yakni Bantul, Kretek, Pundong, Piyungan, Jetis, Banguntapan, dan Imogiri. Sementara untuk longsor berpotensi terjadi di Pundong, Imogiri, dan Piyungan (13/10). 

Sebagai langkah persiapan menghadapai potensi bencana yang terjadi, Pemerintah Kabupaten Bantul melalui BPBD, mengumpulkan  pimpinan OPD, Panewu, Lurah di kawasan rawan potensi bencana dalam Rapat Komprehensif Kesiapsiagaan Bencana Hidrometeorologi yang digelar di Ruang Mandala Saba, Jumat pagi (14/10). Dalam rapat tersebut, BPBD juga menghadirkan langsung narasumber dari BMKG DIY untuk menyampaikan materi situasi terkini di Bantul yang harus diwaspadai. 

Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih meminta kepada Pimpinan OPD terkait untuk menyiapkan segala keperluan dan mengerahkan sumberdaya yang dimiliki guna menghadapi potensi bencana yang terjadi. Pihaknya juga mengimbau kepada 29 lurah yang hadir untuk menyiapkan tempat-tempat evakuasi dan mengingatkan warganya yang bermukim di kawasan rawan bencana untuk siap siaga. 

“Saya mengajak kepada seluruh relawan, untuk terus  merapatkan barisan bersama kita semua,  karena ini bencana yang kita hadapi bersama-sama, kita harus memikirkan satu juta jiwa nyawa yang menjadi tanggungjawab kita semua, mitgasi pannggulangan bencana hidrometeorologi ini fokusnya adalah keselamatan nyawa dan jiwa,” ungkap Halim. 

Pemerintah Kabupaten Bantul sendiri telah memiliki layanan kedaruratan melalui Call Center 112. Layanan ini dapat diakses 24 jam oleh seluruh masyarakat agar segera mendapatkan tindaklanjut dari peristiwa darurat yang terjadi. Untuk menghubungi Call Center 112, masyarakat tidak dikenalan biaya alias gratis.  

Berbagi:

Pos Terbaru :