Direktur Sinergi Sehat Indonesia, Nurkulis Masjid dalam konferensi pers bersama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul (21/12/2022) menerangkan bahwa setiap harinya ada potensi enam hingga tujuh kasus TBC muncul di Kabupaten Bantul. Penyakit yang telah ada sebelum Indonesia merdeka ini terus berkembang hingga saat ini. Meski dapat disembuhkan, namun proses penyembuhannya memakan waktu lama hingga enam bulan, sehingga dibutuhkan konsistensi pengobatan yang baik.
Kondisi ini dapat menyerang otak, kelenjar getah bening, sistem saraf pusat, jantung dan tulang belakang. Namun, infeksi TBC paling sering menyerang paru-paru. Kepala Dinas Kesehatan Bantul, Agus Budi Raharja menyampaikan bahwa memang penyakit Tuberkulosis atau TB ini masih menjadi permasalahan nasional sampai saat ini. Bahkan, penyakit ini termasuk lima penyakit prioritas.
" Oleh karenanya, Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, menghimbau seluruh masyarakat untuk lebih waspada terhadap penyakit ini. Beberapa langkah untuk mencegah penularan TBC antara lain menerapkan etika batuk dan bersin. Ketika batuk dan bersin, hidung dan mulut harus ditutup dengan lengan dalam baju atau tisu sekali pakai. Setelahnya, jangan lupa untuk cuci tangan dengan baik, " kata Agus.
Selain melaksanakan etika batuk dan bersin dengan benar, pastikan untuk selalu mengenakan masker di tenpat ramai untuk melindungi diri dari penularan virus dan bakteri lainnya. Ketika berada di rumah, sirkulasi udara harus baik dengan sinar matahari dapat masuk kea era kamar, rumah, atau ruangan lain.
Yang tidak kalah penting, masyarakat Bantul harus senantiasa menerapkan pola hidup bersih dan sehat, serta mengonsumsi makanan bergizi hingga rutin melakukan aktivitas fisik. Budaya hidup bersih dan sehat ini harus diterapkan di mana saja. Tak hanya di rumah, taoi juga di lingkungan sekolah, kampus, tempat kerja, maupun lingkungan sekitar. Sedangkan manfaat dari konsusmsi makanan bergizi dan rutin menjalankan aktivitas fisik adalah untuk menjaga daya tahan tubuh agar tetap bugar. (Am)
