Dalam rangka percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan prevalensi balita stunting, salah satu upaya yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul adalah menyelenggarakan gerakan ibu hamil sehat pada Kamis (22/12/2022) di Puskesmas Kasihan 1 Bantul.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Kabupaten Bantul, dr. Fauzan menyampaikan kegiatan ini bertujuan untuk menambah wawasan ibu hamil terkait kesehatannya.
“Tujuan kegiatan ini yang pertama adalah meningkatkan kemampuan ibu hamil untuk menjaga kesehatannya dengan memeriksakan kehamilan minimal enam kali dan dua diantaranya USG oleh dokter, serta mengkonsumsi tablet tambah darah. Yang kedua, mendorong peran keluarga, lingkungan sekitar, dan pemerintah dalam pendampingan ibu hamil. Ketiga, menjalin kolaborasi lintas sektor untuk mewujudkan bumil sehat. Dan yang terakhir menyebarkan edukasi dan sosialisasi terkait ibu hamil,” ucapnya.
Selanjutnya, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan DIY, Endang Pamungkassiwi, S.K.M., M.Kes., menyampaikan, gerakan ibu hamil sehat diimplementasikan sebagai kampanye ibu hamil yang sehat, mempunyai pemahaman yang baik, serta mendapatkan pelayanan kesehatan selama kehamilan sebagai salah satu upaya pencegahan stunting sejak awal sebelum bayi dilahirkan.
“Tahun 2021 angka kematian ibu mencapai 131 kematian, 80 diantaranya penyakit penyerta Covid. Angka kematian ibu juga disebabkan faktor lain, seperti anemia. Angka anemia di DIY sebanyak 16,1%. Ini harus ditangani agar tidak memberikan dampak yang lebih buruk. Salah satu upaya yang harus dilakukan adalah peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,”imbuhnya.
Sejalan dengan itu Agus Budi Raharja, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul menyampaikan ibu hamil saat ini harus bisa ditolong dan bersalin sebagaimana mestinya, sehingga tidak ada kematian ibu hamil ataupun saat melahirkan.
“Saya harapkan teman-teman puskesmas, kapanewon, dan instansi terkait lainnya sama-sama mencermati SIPIA (Aplikasi Kesehatan Ibu dan Anak), sama-sama memantau, laporkan pada faskes apabila ada yang akan melakukan persalinan, agar persalinan dapat tertangani dengan baik,” ucapnya.
Agus menambahkan, minum tablet tambah darah adalah gerakan yang harus menjadi budaya bersama. Tablet tambah darah seharusnya dikonsumsi sehari hari dari hamil sampai nifas. Ini merupakan ikhtiar, demi ibu ibu semua dan anak yang akan dilahirkan.
Kegiatan dilanjutkan dengan ibu hamil yang hadir meminum tablet tambah darah secara bersama-sama, dan dilanjutkan seminar edukasi agar ibu hamil sehat. (Syf)