Ketoprak Edukasi "Gumregah" Warnai Refleksi 17 Tahun Gempa Bumi Bantul

Memperingati gempa bumi yang terjadi 17 tahun silam, tepatnya pada tanggal 27 Mei 2006, Pemerintah Kabupaten Bantul melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menggelar Refleksi 17 Tahun Gempa Bumi Bantul di Monumen Pusat Episentrum Gempa, Dusun Potrobayan, Kalurahan Srihardono, Kapanewon Pundong, Jumat malam (26/05/2023).

Kegiatan ini digelar untuk mengingatkan kembali kejadian Gempa Bumi 5,9 SR yang terjadi selama kurang dari satu menit, namun telah meluluhlantakkan sebagian Kabupaten Bantul hingga mengakibatkan ribuan orang meninggal. Pada saat itu pemerintah daerah belum memiliki kesiapan untuk menghadapi bencana besar, sehingga berbagai unsur dari dalam maupun luar negeri berdatangan untuk membantu.

Peringatan 17 Tahun gempa bumi di Bantul kali ini dikemas dengan Pagelaran Ketoprak Edukasi Mitigasi Bencana, dengan lakon Gumregah. Bekerjasama dengan Forum Komunikasi Ketoprak Bantul (FKKB), ketoprak ini juga menampilkan Wakil Bupati Bantul, Joko Purnomo berserta Ibu Dwi Joko Purnomo, Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul, Nugroho Eko Setyanto, serta beberapa seniman ketoprak tersohor di Bantul.

Kepala Pelaksana BPBD Bantul, Agus Yuli Hermawan, S.T., M.T. mengatakan bahwa gempa bumi merupakan salah satu bencana yang belum bisa diprediksi hingga saat ini dan Indonesia memiliki potensi gempa yang dahsyat, sehingga seluruh warga Bantul diharapkan untuk melakukan berbagai mitigasi bencana.

"Mitigasi bencana bisa dilakukan melalui pelatihan dan sosialisasi. Mitigasi dalam bentuk kesenian dinilai paling diminati masyarakat karena pesan-pesannya dapat tersampaikan, mudah diterima, sekaligus bisa melestarikan budaya yang ada di masyarakat," kata Agus Yuli.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Bantul, Agus Budiraharja, S.K.M., M.Kes., dalam sambutannya menambahkan bahwa acara ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan, serta agar kita selalu "eling lan waspada" menghadapi berbagai hal yang terjadi di sekitar kita. 

"Pada saat terjadi bencana gempa bumi, kita bisa cepat bangkit dan pulih karena budaya yang kita miliki, salah satunya budaya gotong royong. Saat ini kita juga harus selalu menjaga budaya adiluhung yang kita miliki agar bisa gumregah pasca pandemi Covid-19," tegas Agus Budiraharja. (Pg) 

Berbagi:

Pos Terbaru :