Di tengah pesatnya perkembangan usaha busana pengantin, di Kapanewon Jetis, Bantul, berdiri sebuah usaha yang menawarkan sentuhan unik pada pakaian adat pengantin. Khana Manten, sebuah usaha yang berfokus pada pembuatan kain jarik dengan tambahan bordir payet yang biasa digunakan dalam upacara pernikahan.
Markhana, pemilik usaha Khana Manten, saat dikunjungi Tim Jelajah Kriya dan Dekranasda Kabupaten Bantul, berbagi cerita tentang perjalanan usahanya. Didirikan sejak tahun 1999, usaha ini diawali dengan pengalaman Markhana sebagai seorang tukang kredit.
Berburu laba sekaligus membuka lapangan kerja menjadi prinsip Markhana dalam menjalankan usahanya. Ia memberdayakan sekitar tujuh orang karyawan yang merupakan ibu-ibu sekitar tempat tinggalnya. Salah seorang karyawan bahkan ada yang sudah bekerja selama 20 tahun di rumah produksi Khana Manten. “Saya nyaman karena untuk perantara mereka mencari rezeki,” ungkap Markhana.
Produk Khana Manten menggunakan teknik bordir manual yang dikerjakan dengan tangan terampil, sehingga memberikan kesan mewah pada setiap lembar kain jarik yang diproduksi. Proses pembuatan yang memerlukan ketelitian dan waktu ini menjadikan produk dari Khana Manten laris di pasaran.
Agar tampak berkilau dan lebih menarik, bordir pada kain jarik menggunakan benang emas dan perak. Markhana mengakui, meskipun proses kerja di Khana Manten terbilang santai, namun tantangan terbesar adalah ketika jumlah pesanan yang masuk dalam skala besar.
“Karena usaha ini masih menggunakan tenaga manusia, bukan mesin, terkadang mereka kesulitan untuk mengejar target waktu,” ujarnya.
Tak hanya jarik bordir payet, Khana Manten juga memasarkan kain prada, kain wiru payet manten, kain prada besan, kain wiru bordir untuk besan, blangkon jogja-solo, hingga surjan. Semua produk dari Khana Manten biasanya dijual kepada para pedagang di kios-kios pasar Beringharjo, Jogja. Namun, jika ingin memesan langsung, pembeli dapat mengunjungi rumah produksi di dusun Gambiran, Blawong 2, Trimulyo, Jetis, Bantul. (Fza)