Groundsill atau Sabo Dam Srandakan yang jebol pada Minggu (26/1/2025) lalu, kini mulai dilakukan perbaikan darurat guna mencegah terjadinya erosi sekitar Dam semakin menjalar dan mengancam jembatan Srandakan II. PPK Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air II Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO), Riva Shofiarto, menjelaskan bahwa perbaikan Dam Srandakan dilakukan dengan mekanisme penanganan darurat dengan menaruh material batu boulder dan karung berisi pasir sepanjang 150 meter dengan tinggi 9 meter.
“Penanganan darurat ini adalah untuk menutup sementara Groundsill Srandakan yang jebol. Kalau diestimasikan keseluruhan itu yang akan kita tutup sekitar 150 meter dan tingginya 9 meter dengan material boulder, batu-batu besar dan karung-karung berisi pasir,” ungkapnya saat meninjau Dam Srandakan, pada Rabu (12/2/2025).
Perihal perbaikan permanen, Riva menyebut pihaknya telah mengusulkan ke Kementerian Pekerjaan Umum namun masih dalam tahap pengkajian. “Kemarin opsinya ada dua, apakah memperbaiki yang lama atau membuat (groundsill) yang baru, tapi itu masih dalam kajian. Masing-masing ada kelebihan dan kekurangannya. Kita masih menunggu keputusan dari Kementerian seperti apa, tapi kemarin memang ada wacana membuat baru di sebelah selatannya,” imbuhnya.
Senada dengan hal tersebut, Sarjiman, Panewu Kapanewon Srandakan menuturkan, penanganan darurat akan dikerjakan selama 90 hari kerja. Penanganan darurat dilakukan agar aliran sungai tetap terkendali dan menampung sedimentasi agar degradasi sungai tidak ekstrim.
“Yang dilakukan saat ini adalah perbaikan dalam rangka penanggulangan kegawatdaruratan yang dilakukan selama 90 hari kerja. Ini yang pertama untuk menyelamatkan jembatan Srandakan II yang masih difungsikan sebagai jalur penghubung Bantul dan Kulon Progo,” bebernya. (Fza)