Bantul Teken MoU dengan Lampung Timur, Jadi Pintu Gerbang Kerja Sama di Banyak Urusan

Di tengah panggung terbuka Hutan Pinus Mangunan, Kapanewon Dlingo, Bupati Bantul meneken kerja sama dengan Bupati Lampung Timur pada Selasa (12/8/2025). Kerja sama ini meliputi banyak sektor urusan pemerintah daerah. Mulai dari sektor pariwisata, pertanian, hingga pengendalian inflasi.

“Jadi kerjasamanya itu kan global urusan-urusan pemerintah daerah. Tidak hanya urusan inflasi saja.Tapi dimungkinkan kerja sama di bidang yang lain. Lalu tentang keunggulan atau potensi masing-masing daerah, selanjutnya akan kita lihat dan dikaji. Memungkinkan tidak adanya trading. Ini merupakan pintu pembuka kerja sama yang bersifat teknis dan di banyak urusan,” ungkap Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih.

Urusan yang dimaksud, sebagaimana yang diimbuhkan Halim, bisa di urusan pertanian, kerajinan, pariwisata, kebudayaan, dan lainnya. Halim juga berharap bahwa penandatanganan kerja sama ini tidak dilihat sebagai seremonial semata, tapi sebagai kerja sama yang lebih produktif. Sebab, tujuan utamanya tentu adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kedua daerah.

Sementara itu, Bupati Lampung Timur, Ela Siti Nuryamah, menyampaikan ada beberapa poin yang didapatkan dari penandatanganan kerja sama ini. Pihaknya menyampaikan, pengembangan pariwisata di Bantul menarik untuk dijajaki bersama. Selain itu, Pemerintah Kabupaten Lampung Timur juga ingin meningkatkan kapasitas aparatur pemerintahan mereka agar lebih banyak inovasi yang muncul.

“Dan tentu saja yang paling kami tekankan adalah penanganan laju inflasi karena memang Bantul termasuk stabil. Kebetulan Lampung Timur salah satu kabupaten yang ditunjuk Badan Pusat Statistik sebagai barometer inflasi di Provinsi Lampung. Nah, ini kami perlu kerja keras untuk menstabilkan inflasi kami,” imbuh Ela.

Soal inflasi, erat kaitannya dengan pengendalian harga, pengawasan pasokan dan distribusi, kebijakan moneter, kebijakan fiskal, maupun komunikasi yang efektif. Di Lampung Timur, Ela memaparkan bagaimana upaya pemerintah daerah menyeimbangkan supply and demand (penawaran dan permintaan) yang ada.

“Kami punya komoditas unggulan seperti daging. Padi kami surplus. Kalau bawang merah, kami defisit. Maka ini menarik ya karena Bantul punya bawang glowing dan ternyata bawang merah di sini bisa tumbuh di daerah pesisir. Kami kebetulan juga ada area pesisir bekas galian C. Sekarang diproyeksikan untuk cetak sawah. Tapi kalau memang may mencontoh Bantul, di situ mungkin titik temu kerja sama antar pemerintah daerah,” lanjut Ela.

Hal ini disambut positif oleh Abdul Halim Muslih. Terlebih, pada September mendatang, sejumlah Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dari Lampung Timur direncanakan akan berkunjung langsung ke Bantul. Ini menandakan bentuk kerja sama yang dibangun tidak hanya tentang transfer komoditi, namun juga bertukar ilmu pengetahuan. (Els)

Berbagi:

Pos Terbaru :