Pemerintah Kabupaten Bantul bersama Kementerian Pertanian Republik Indonesia melaksanakan Penanaman Perdana Kelapa Genjah Pandan Manis di Kelompok Tani Bumi Mukti, Padukuhan Srunggo, Kalurahan Selopamioro, Imogiri, Rabu (5/11/2025)
Kegiatan ini menjadi bagian dari program hilirisasi perkebunan nasional dimana Kabupaten Bantul merupakan daerah pertama di Indonesia yang melaksanakan tanam perdana kelapa genjah pada tahun ini.
Dalam sambutannya, Plt Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian RI, Abdul Roni Angkat menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden RI dalam agenda Astacita Kelima, yaitu hilirisasi dan industrialisasi komoditas perkebunan.
“Jadi Kabupaten Bantul menjadi pertama kita melakukan tanam perdana. Kemarin kita ada tanam perdana tebu, karena dari hilirisasi ini ada tujuh komoditas utama yang akan di hilirisasi. Yang pertama adalah tebu, yang kedua kelapa, ketiga kopi, keempat kakao, lima jambu mete, enam lada, dan tujuh pala,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa tahun 2025 Kabupaten Bantul memperoleh alokasi 123 hektare kelapa genjah pandan manis, yang menjadi komoditas unggulan baru.
“Untuk tahun ini kita mendapatkan alokasi ada 123 hektare di Bantul ini untuk kepala pandan wangi genjah manis. Itu merupakan keunggulan baru dan itu memang ditujukan untuk daerah-daerah yang berbasis potensi wisata karena memang yang keunggulan dinikmati dari adalah hasil kelapanya segar atau dagingnya,” imbuhnya.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, menyampaikan bahwa sektor pertanian masih menjadi prioritas pembangunan daerah karena menopang kesejahteraan mayoritas penduduk Bantul serta menjadi penyumbang kedua terbesar PDRB setelah sektor industri.
“Kini kita ingin mengembangkan komoditas perkebunan bernilai tinggi seperti kelapa genjah dan kelapa kopyor. Harga kelapa genjah mencapai Rp40.000 per butir di supermarket, dan rasanya memang luar biasa. Ini semakin membuat kita optimis, misalnya nanti selopamioro dan tujuh kalurahan nanti membudidayakan kelapa genjah ini yang banyak sekalian. Kalau kecil itu nanti jualnya malah susah. Kalau banyak sekalian itu akan menjadi sentra termasuk di Jatimulyo sudah kita mulai terutama di Semuten dan beberapa lainnya. Jadi nanti Jatimulyo bisa kita jadikan sentra kelapa kopyor,” tutur Bupati.
Menurutnya, pengembangan kelapa genjah sejalan dengan potensi wisata agro yang dimiliki Bantul, sehingga dapat membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan nilai tambah hasil perkebunan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bantul, Joko Waluyo, dalam laporannya menyampaikan bahwa pada tahun ini Kabupaten Bantul telah memperoleh bantuan penanaman kelapa genjah pandan manis seluas 123 hektare untuk tujuh kalurahan, dari total usulan 223 hektare.
"Kabupaten Bantul banyak daerah perbukitan terutama di daerah sebelah timur jadi harapan kami bisa memanfaatkan lahan yang ada,” kata Joko.
Ia menambahkan bahwa pihaknya juga tengah menyiapkan sentra pengembangan kelapa kopyor di Jatimulyo, Dlingo, dengan potensi produksi bibit mencapai 10 ribu bibit per tahun.
“Harapan kami ini akan menambah pendapatan karena kelompok ini nanti seandainya sudah berbuah selama tiga tahun berbuah itu hasilnya seperti yang Bapak Bupati nikmati itu satu buah Rp40.000 di supermarket" ujarnya. (Fza)




