Bupati Bantul Hj. Sri Surya Widati dalam sambutan yang dibacakan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Dr. Suyoto, M.Si.MMA. mengatakan karawitan dari kata rawit yang berarti rumit dan berbelit-belit namun juga bisa diartikan halus, cantik, berliku-liku namun enak. Kata karawitan dalam bahasa Jawa lebih diartikan sebagai musik gamelan yang didalamnya terkandung nilai-nilai historis dan filosofis bagi bangsa Indonesia.
Lebih lanjut dikatakan masyarakat Jawa sebelum agama Hindu datang sudah mengenal seni gamelan sehingga secara filosofi telah menyatu dengan kehidupan sehari-hari yang mengarah pada kehidupan religi. Stigma generasi sekarang tentang karawitan adalah kesenian orang tua, kuno, pengantar tidur dan kurang bergairah.
Saya berharap ada generasi muda yang tetap mempertahankan kebudayaan lokal yang bersumber dari leluhur yang bisa dibanggakan di tingkat international
Sementara Kepala Dinas Pariwisata Drs. Bambang Legowo. dalam laporannya mengatakan festival kesenian tradisional (seni Karawitan) se Kab Bantul 2012 merupakan bentuk pelestarian kekayaan budaya, dan sebagai upaya pembinaan, dan pengembangan kesenian daerah khususnya Seni Karawitan Gaya Yogyakarta, selain itu juga memperkenalkan gendhing-gendhing Mataram Gaya Yogya. Diharapan mampu memupuk rasa cinta dan memiliki budaya bangsa.
Pelaksanaan Festival kesenian tradisonal tahun 2012, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bantul berejasama dengan Komnitas Karawitan Bantul (KKB), dan diikuti 17 group dari 17 kecamatan se Bantul dan dilaksanakan selama dua hari, hari pertama tampil 9 group dan hari kedua 8 group. Diharapkan dalam festival tersebut peserta lebih banyak diikuti usia remaja dengan mengenakan busana kejawen Mataram gaya Yogyakarta.
Dalam lomba tersebut ada gending wajib yang bisa dipilih yakni Lancaran Projotamansari Laras Pelog Pathet Nem, Gendhing Soran/Lirihan, dan Gendhing Dolanan. Adapun aspek yang akan dinilai meliputi irama, kreatifitas serta penampilan dan akan diambil 6 kejuaraan yakni penyaji , pengendang, perebab, penggender dan sinden terbaik.
Tim Yuri yang terlibat penialaian Drs. Sumaryono, MA. Ketua Forum Komunikasi Bantul (FKB), Murjono, dari Radio Republik Indonesia (RRI) dan Drs. Trustho, M.Hum dari Institut Seni Iindonesia (ISI). (dib)