Tidak ada syarat khusus penerimaan bantuan, selain hanya kesediaan warga untuk direlokasi ke lokasi baru yang jauh dari daerah rawan bencana. Lahan kas desa seluas 1.900 meter persegi telah disiapkan oleh Pemkab Bantul dan Pemdes Sriharjo untuk pembangunan relokasi. Direncanakan pembangunan rumah korban longsor akan segera dimulai minggu awal bulan Mei 2013 dengan sistem gotong royong. Selain bantuan dari Pemkab, para korban longsor juga akan menerima bantuan dari Pemerintah Desa Sriharjo sebesar Rp 16 juta.
"BPBD juga akan membangun bangket-bangket untuk memperkuat struktur tanah di beberapa titik yang masuk dalam zona rawan longsor. Kami akan bangun bangket di beberapa tebing rawan longsor seperti wilayah Wonolelo, Pleret. Dana yang dialokasikan untuk membangun berasal dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yaitu sebesar Rp 200 juta untuk masing-masing desa yang mempunyai zona rawan longsor,tambah Dwi.
Pembangunan bangket tersebut sebagai upaya melakukan mitigasi bencana secara struktural. Seringnya terjadi longsor ketika musim hujan tersebut menggugah Pemkab Bantul segera melakukan pembangunan sebagai pencegahan terjadinya bencana longsor. (dew)