Bijak Menggunakan Gadget

Diskominfo - Perkembangan Teknologi Informasi (TI) seperti gadget yang sangat cepat dan tidak bisa dibendung, sesuai perkembangan kebutuhan manusia dalam memenuhi dan memudahkan kebutuhan hidupnya. Dengan gadget kita bisa membuka semua yang ada dan terjadi di muka bumi ini. Banyak hal yang positif yang bisa kita manfaatkan, namun banyak pula yang memuat berbagai hal yang negatif. Jika disalah gunakan akan mendatangkan kerugian, seperti konten-konten yang memuat tindak kekerasan, premanisme, tindak asusila dan pornografi.

Hal tersebut disampaikan oleh Sri Sulandari nara sumber dari LSM Samin Yogyakarta pada acara Gerakan Gadget Aman dan Ramah Anak berlangsung di Pendopo Parasamya Bantul, Senin (26/2).

Menurut Sulandari, saat ini konten-konten negatif yang bisa diakses lewat internet atau juga lewat smartphone bisa diakses dengan bebas. Menurutnya di dunia ini baru negara Korea Utara yang menutup konten negatif dan berbagai konten yang dianggap tidak boleh diakses oleh masyarakat umum, hanya negara yang berhak mengaksesnya.

Sementara dalam laporan Drs. Edi Susanto, M. Pd, Kepala Dinas Sosial, Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Bantul selaku ketua panitia penyelenggara, mengatakan bahwa pada acara tersebut diundang sebanyak 100 orang yang terdiri dari kepala sekolah mewakili sekolah SD/MI, SMP/MTs, SMA/MAN se-Kabupaten Bantul. Acara akan dilaksanakan tiga angkatan, angkatan pertama Senin pagi (26/2) untuk kepala sekolah, angkatan kedua Senin Siang (26/2) mengundang siswa SMA/SMK/MAN Kepala Sekolah TK dan PAUD serta angkatan ketiga Selasa (27/2) mengundang unsur PKK Kabupaten, kecamtan dan desa se-Kabupaten Bantul.

Tujuan dilaksanakan acara, terang Edi Susanto adalah untuk menselaraskan pemikiran dan pemahaman penggunaan gadget yang aman dan bijak bagi siswa, pendidik, unsur TP PKK demi menyelamatkan generasi muda penerus bangsa.

Sementara sambutan Bupati Bantul yang disampaikan oleh Wakil Bupati H. Abdul Halim Muslih mengatakan bahwa dengan perkembangan TI yang canggih memaksa para orang tua, pendidik untuk bisa pula mengikuti perkembangan tersebut. Karena saat ini perkembangan TI semakin lengkap mengikuti kebutuhan lintas generasi, bahkan sebagian diantara anak-anak kita ada yang tidak lepas dengan keberadaan gadget. Bahkan terjadi suatu fenomen gila gadget.

Jika hal tersebut terjadi pada anak-anak atau remaja kita, dan jika tidak diarahkan ke hal-hal yang lebih baik maka hal tersebut akan berdampak kepada hal-hal yang sangat buruk. "Untuk itu perlu komitmen bersama antara pemerintah, dunia pendidikan, orang tua serta organissi masyarakat peduli anak , melakukan suatu upaya nyata dalam memanfaatkan perkembangan TI secara bijak, agar generasi penerus bangsa kita tidak semakin terjerumus pada penggunaan konten negatif yang sangat mudah mereka akses setiap saat dan setiap tempat," tegas Pak Halim.

Selain itu, tambahnya, kita harus mengupayakan pula agar anak-anak kita menjadi anak-anak yang tidak hanya cerdas dalam berfikir, namun cerdas secara mental, spiritual dan sosial.

Dalam paparan Sulandari yang bertema 'Bijak Menggunakan Internet' menjelaskan pula bahwa saat ini sudah terjadi darurat kekerasan terhadap anak di Bantul. Hal ini harus diselesaikan secara berjejaring, tidak bisa diselesaikan secara parsial saja. Selain itu, saat ini terdapat 120 anak yang mengalami gangguan akibat terlalu sering mengakses situs negatif di internet dan menjalani rehabilitasi di Panti Dinas sosial DIY.

Sementra menurut survey di tingkat internasional menyebutkan negara paling tinggi mengakses situs porno di internet adalah Turki (635%), nomer dua adalah Indonesia (457 %). Sedangkan hasil surney di Indonesia pada tahun 2015, nomor satu adalah DIY disusul Jakarta, Bandung, Surabaya dan Malang.

Untuk itu, kata Sulandari, perlunya upaya perlindungan anak terutama oleh negara, diikuti oleh orang tua, guru dan masyarakat. Dalam hal ini, pemerintah harus aktif mensosialisasi dan mempromosikan terhadap pencegahan, penegakan hukum dan perlindungan korban. (Sit)

Berbagi:

Pos Terbaru :