Dalam Laporan Ketua Harian Dekranasda Kabupaten Bantul Drs. Yahya melaporkan bahwa pergeseran yang terjadi di bidang teknologi telah membawa perubahan di dunia perdagangan yang lebih modern. Dekranasda Kabupaten Bantul dalam kiprahnya mengikuti perkembangan yang terjadi tersebut, dengan harapan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat Bantul dalam peningkatan perekonomian masyarakat Kabupaten Bantul.
Sesuai dengan harapan tersebut Rakerda kali ini mengambil tema Dengan Rakerda Dekranasda Kabupaten Bantul Kita Dorong Kreatifitas Industri Kreatif yang Berdaya Saing Global Sebagai Penopang Perekonomian
Drs. Yahya menambahkan bahwa dalam Rakerda ini akan dibahas berbagai hal yang dilakukan Dekranasda yang akan terbagi dalam komisi atau bidang. Hasil kegiatan dari masing masing bidang akan dilaporkan sebagai dasar kebijakan organisasi di tahun 2019.
Sementara sambutan Ketua Dekranasda Kabupaten Bantul Hj. Erna Suharsono dintaranya mengatakan bahwa Dekranas menghimpun para pelaku usaha yang ada di Kabupaten Bantul yang sebagian besar merupakan pelaku UKM. Di Bantul terdapat sebanyak 75 sentra usaha terdiri dari 20.423 UKM, menyerap sebanyak 90.117 tenaga kerja dan ada 16 sub sektor menurut klasifiksi industri kreatif di Kabupaten Bantul.
Menurut Hj. Erna, Sub Sektor industri Kriya mempunyai daya ungkit perekonomian daerah, dapat menyerap tenaga kerja paling banyak dan menggunakan bahan dasar lokal serta ekspor paling tinggi. Untuk itu Dekranasda Harus mendukung hal tersebut
Dalam Rakerda ini akan dibahas program kerja tahun 2019. Diharapkan hasil Rakerda ini akan menjadi acuan pelaksanaan kerja, sehingga menjadi pegangan kuat untuk saling bersinergi antara pengurus kabupaten dan antara koordinator wilyah (korwil) kecamatan.
Pada kesempatan tersebut Ketua Dekransda DIY GKR Hemas dalam sambutannya yang dibacakan oleh Sekretaris Dekranasda DIY Roni Guritno, SH menyampaikan bahwa dengan perkembangan ekonomi global, Dekranasda harus bisa mengikutinya, agar industri kreatif yang sebagian besar dihasilkan dari para pelaku UKM di DIY, dan di Kabupaten Bantul khususnya bisa tetap mengikuti perkembangan tersebut.
Untuk itu perlu diadakan lebih banyak workshop di bidang bisnis modern, dengan nara sumber yang menguasai bisnis modern pula. Apalagi DIY sudah mendapat nama baik di tingkat dunia, Dekranasda harus bisa mempertahankan, bahkan bisa menikan pamor tersebut.
Ada beberapa isu penting terkait dengan penerimaan produk di kancah dunia yang harus selalu dipatuhi oleh pelaku UKM kita, diantaranya pelaku usaha dapat memberikan upah sesuai UMR, tidak mempekerjakan anak dibawah umur dan tidak ada diskriminasi gender.
Pada kesempatan tersebut Bupati Bantul dalam sambutannya yang disampaikan oleh Asisten Perekonomian dn Pembngunan Bambang Guritno, SH menjelaskan bahwa Dekranasda harus bisa menjadi motor penggerak bagi perkembangan UMKM di Kabupaten Bantul sebagai sektor yang mengangkat perekonomian daerah serta menyerap tenaga kerja lebih banyak dari sektor lain.
Perlu kita ketahui bersama bahwa pertumbuhan ekonomi di Kab. Bantul pada tahun 2017 mengaalami penurunan yaitu pada angka 4,94 %, padahal di tahun 2016 sudah masuk pada angka 5%. Sedagkan angka kemiskinan di Bantul masih sebesar 14,45 % dari jumlah penduduk. Untuk itu Dekranas mempunyai tugas berat namun mulia, yaitu untuk lebih mengembangkan industri kreatif oleh pelaku UMKM kita, agar dapat mengurangi angka kemiskinan yang ada.
Terlepas dari hal tersebut, kata Bambang Guritno, kita juga patut berbangga karena di tahun 2017 Kabupaten Bantul ditetapkan oleh panitia pusat termasuk sebelas besar kabupaten kreatif dari 534 kabupaten/kota se Indonesia. "Pencapaian ini harus kita pertahankan, bahkan harus kita tingkatkan untuk bisa naik kelas lagi," pungkasnya.