Menurut Kepala Disdikpora Kabupaten Drs. Didik Warsito, M. Si, "Penyelenggaraan lomba Karawitan ini, mengambil tema : Implementasi pembelajaran berbasis kearifan lokal dan hak-hak anak, sekaligus menanamkan rasa cinta akan budaya Jawa. Selain lomba karawitan, akan dilaksanakan pula lomba memanah yang akan dilaksanakan besok pagi, Kamis 4 Oktober 2018.
Lebih lanjut dia mengatakan, tujuan diselenggarakannya acara tak lain untuk melestarikan dan memperkuat cinta terhadap tanah air. Perlombaan ini juga diharapkan dapat membangkitkan semangat di kalangan guru dan anak-anak kita sebagai generasi penerus untuk mencintai, mempelajari dan melestarikan seni budaya karawitan khususnya di Kabupaten Bantul.
Dalam perlombaan seni karawitan ini, masing-masing peserta diminta untuk menyanyikan gending wajib dan gending pilihan dengan durasi waktu kurang lebih 15 menit. "Untuk peserta SD gending wajibnya Panjurung. Sedang gending pilihannya antara lain : Gundul-gundul Pacul, Jaranan, dan Aku Duwe Pitik," katanya.
Lanjutnya, untuk peserta Guru SD gending wajibnya yakni Gending Ricik-ricik, sementara untuk gending pilihannya adalah : Mbok Ya Mesem, Dhayohe Teka, dan Lepetan.
Sementara itu mewakili Bupati Bantul, Drs. Totok Sudarto, M.Pd, Asisten Sumber Daya dan Kesejahteraan Rakyat dalam sambutannya menyampaikan, "Kelestarian budaya karawitan bukan hanya tanggung jawab para seniman, akan tetapi tanggung jawab semua lapisan masyarakat.
Melalui lomba karawitan ini saya berharap khususnya, kepada para guru dan pelajar agar dapat melestarikan dan dapat mengembangkan kesenian karawitan yang membanggakan ini," tuturnya.
"Di sisi yang lain, melalui lomba ini mari kita jadikan momentum untuk merenungkan hubungan erat antara pendidikan dan seni kebudayaan. Karena sebenarnya di sinilah terjadinya titik temu antara pendidikan dan kebudayaan. Jika kebudayaan nasional kita menghujam kuat di dalam tanah tumpah darah Indonesia, maka akan subur dan kukuh pulalah bangunan pendidikan nasional Indonesia, terangnya. (yudis/diskominfo)