Bank Sampah ‘Berdikari Sejahtera’ Ubah Jelantah Jadi Sabun Cuci

            DinasKominfobantul>>>Bank Sampah ‘Berdikari Sejahtera’ Perumahan Graha Banguntapan Kampung Somenggalan Jambidan bisa ubah minyak goreng bekas atau jelantah menjadi sabun cuci.

            Menurut Youmi Windri Asni selaku ketua Bank Sampah menjelaskan kepada awak media bahwa pada awalnya dia berdiskusi dengan kelompoknya untuk bersama-sama mencari berbagai hal di yuotube yang bermanfaat dan bisa dikerjakan di kampungnya. Ternyata di youtubre ada beberapa tip mengolah minyak jelantah menjadi berbagai produk yang bernilai ekonomis, termasuk bisa diubah menjadi  sabun cuci.

            Youmi menerangkan bahwa, sekitar bulan Maret 2019, dia bersama kelompoknya mulai menerima minyak jelantah dari warga kampungnya dengan dibeli dengan harga murah, karena jelantah biasanya hanya dibuang percuma, bahkan bisa mencemari lingkungan. Setelah jelantah terkumpul di  Bank Sampahnya, bersama delapan kawannya mulai mengolah jelantah untuk dibuat sabun cuci.

            Pertama-tama jelantah dibeningkan dengan cara direndami arang selama 24 jam, kemudian dicampur dengan produk tambahan lainnya, terus diaduk. Kemuadian tuang dalam cetaan, diamkan atau diangin-anginkan selama 2 minggu, jadilah sabun cuci padat untuk pakaian maupun pecah belah. Selain sabun padat, bisa diproses menjadi sabun cair untuk mencuci kain batik, namun proses pegerjaannya memakan waktu lebih lama.

            “Dengan proses pembuatan memakan waktu cukup lama, maka dalam sebulan kami hanya bisa menghasilkan produk sekitar 150-200 batang dan sabun cair kemasan botol. Hasil produk ini, kata Youmi, kami jual seharga Rp. 15.000 untuk sabun padat, Rp. 25.000 untuk sabun cair. “Omset penjualannya lewat media sosial, sekitar 150 -200 botol per bulan. Keunggulan produk kami diantaranya tidak memakai pemutih dan pengawet. Namun kami masih ter kendala pada pemasaran.

            Selain mengelola jelantah, kami juga mengelola sampah rumah tangga non organik yang dengan omset sekitar 400 kg per bulan.  “Namun yang lebih penting dalam pengelolaan sampah ini, adalah edukasi kepada warga masyarakat untuk bisa mengelola sampah agar lingkungannya bersih, sehat dan asri,” kata Asni.

            Pada kesempatan tersebut terdapat perajin lain yaitu Sri barjini selaku perajin Okedama atau cara bertanam tanpa pot dari Jlamprang Lor Jambidan Banguntapan. Kegiatan yang dilakukan setahun lalu itu, terkait dengan hobinya bertaman di halam rumahnya. Karena halamannya sempit, maka ia mencari berbagai referensi baik di youtube maupun dari teman-temannya. Dengan ketemu cara tanam Okedama di youtube, Barjini melakukan percobaan dengan bermacam tanaman, baik tanaman hias maupun tanaman buah.

            Untuk mempraktekan Okedama, Barjini membutuhkan media tanam lumut kering yang

bisa dibeli di penjual tanaman, serat goni atau serat kasar bekas alat rumah tangga dan bahan dasar tanaman yang sudah siap tanam pindahan dari tanah pada gelas plastik bekas ukuran sedang, yang siap diproses cara Okedama. Setelah jadi, selanjutnya media tanamam butuh direndam  air setiap tiga hari sekali hingga basah.

            Dari kegiatan tersebut Barjini bisa menjual tanaman dari harga antara 30 ribu hingga 300 ribu rupiah.(Sit).

<iframe width="100%" scrolling="no" frameborder="no" allow="autoplay" src="https://w.soundcloud.com/player/?url=https%3A//api.soundcloud.com/tracks/375006206&color=%23ff5500&auto_play=true&hide_related=false&show_comments=true&show_user=true&show_reposts=false&show_teaser=true&visual=true"></iframe>

Berbagi:

Pos Terbaru :