Pemerintah Kabupaten Bantul bersama dengan Perkumpulan Forum Komunikasi Petani Ngremboko Nir Sambikala menyelenggarakan kegiatan Tanam Perdana Demplot Cabai Rawit di Luar Musim (Off Season) bertempat di Bulak Pasir JJLS Sogesanden, Srigading, Sanden pada Jumat (05/11).
Dalam kegiatan tersebut, ketua Perkumpulan Forum Komunikasi Petani Ngremboko Nir Sambikala, Suratno, mengatakan tanam cabai dimusim penghujan seperti saat ini memang memiliki resiko. Namun, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan tim Penanggulangan Inflasi Daerah guna menekan adanya inflasi. Ia dan teman-teman petani lainnya memilih tanam cabai di luar musim (off season) karena melihat adanya peluang jika kegiatan pertanian ini berhasil dilakukan. Selain bisa mengangkat ekonomi para petani mengingat harga komoditi cabai di bulan Januari hingga Februari akan naik. Jika berhasil, ini juga dapat dijadikan percontohan bagi petani-petani di daerah lain untuk dikembangkan.
“Sudah pertemuan dengan tim Penanggulangan Inflasi Daerah, agar bisa menekan inflasi, tanam diluar musim seperti ini biasanya dibulan Januari hingga Februari, ini biasanya harga komoditi cabai mahal, otomatis kalau petani menanam, petani akan terangkat ekonominya. Yang kedua untuk percontohan, untuk penelitian, jadi jika berhasil bisa dikembangkan di daerah lain, nah untuk saat ini yang nanam kita bagikan untuk Kalurahan Srigading dan Kalurahan Gadingharjo” terang Suratno.
Pertimbangan lainnya kata Suratno, mengingat daerah di Sanden khususnya Kalurahan Srigading mempunyai lahan pasir sekitar 35 hektar sehingga hal ini memungkinkan keberhasilan dari kegiatan off season oleh para petani di Srigading. Luas lahan yang ditanami demplot cabai kata Suratno, ialah dua hektar, sedangkan dari Forum Komunikasi Petani sendiri mengadakan demplot satu hektar yang berasal dari dana murni milik forum. Demplot yang berasal dari dana forum ini tidak hanya ditanami cabai, namun juga bawang merah. Hal ini guna dijadikan pembanding kelak bagaimana hasil demplot cabai langsung dengan demplot cabai tumpangsari.
“Demplot dari pemerintah sekitar dua hekatr, satu hektar kita tanam di lahan pasir, satu hektar di lahan persawahan. Nah forum sendiri juga mengadakan demplot satu hektar yang dananya berasal dari dana forum murni, tapi dari forum ini kita campurkan dengan bawang merah, itu namanya tumpangsari.. karena apa, itu nanti hasilnya bisa kita jadikan pembanding bagaimana kalau kita demplot cabai langsung dengan demplot cabai tumpangsari” kata Suratno.
Jenis varietas cabai yang ditanam oleh petani Srigading ini merupakan varietas ori. Varietas ori memiliki kelebihan dimana pohonnya kokoh, perkembangannya cepat dan buahnya lebat, bisa dipetik 50 kali, satu hektar lahan yang ditanami cabai bisa menghasilkan sekitar sembilan kwintal cabai.
Dalam kegiatan tersebut, turut hadir pula Wakil Bupati Bantul, Joko B. Purnomo. Beliau menyampaikan rasa gembira dan menyambut dengan baik program ini. Menurutnya ini merupakan tantangan bagi para petani, namun disisi lain hal ini juga menjadi peluang terutama di era pandemi covid-19 guna menaikkan nilai ekonomi para petani.
“Kita pemerintah kabupaten (Bantul) sangat gembira dan menyambut dengan baik program ini. Ini langkah yang sangat positif yang dilakukan teman-teman petani di Sanden, dalam rangka untuk membuka sebuah lahan untuk melakukan tanam cabai di luar musim. Saya kira ini tantangan ya untuk petani kita, tapi ini sangat bagus di era covid-19 seperti saat ini. Nah harapan kita nanti ini akan bisa memberikan nilai tambah nilai ekonomi untuk masyarakat kita di lingkungan Kapanewon Sanden, khususnya masyarakat di Srigading, Gadingharjo dan sekitarnya,” kata Wabup Bantul.
Wakil Bupati Bantul juga berpesan, jika program ini berhasil nantinya pemerintah akan membantu mendorong kegiatan serupa di wilayah-wilayah lain. Ia juga berharap nantinya Perkumpulan Forum Komunikasi Petani Ngremboko Nir Sambikala ini akan menjadi pilot project yang akan menjadi percontohan bagi daerah lain dan dapat menularkan ilmunya untuk kelompok-kelompok tani yang lain.