Dengan potensi budaya yang dimiliki, Kabupaten Bantul dipilih menjadi lokasi pelaksanaan Musyawarah Agung Serikat Nasional Pelestari Tosan Aji (Senapati) Nusantara Mas #2. Pembukaan musyawarah tersebut digelar pada Sabtu (17/9) berlokasi di Hotel Ros In, Sewon.
Dalam musyawarah tersebut, hadir tokoh-tokoh pemerhati budaya dan sejarah, serta para pelestari tosan aji dari seluruh nusantara. Hasto Kristiyanto, Sekjen Senapati Nusantara, mengungkapkan, bahwa organisasi ini tumbuh secara organik dengan spirit dari anggota-anggotanya, tanpa adanya campur tangan pemerintah.
Selain musyawarah dalam penyusunan kepengurusan, dari kegiatan ini juga diharapkan dapat memunculkan program-program yang inovatif untuk pelestarian tosan aji di nusantara. Sebagai rangkaiannya, acara juga dimeriahkan dengan hadirnya 130 stand bursa keris. Dikesempatan ini pula ditampilkan 77 koleksi keris terbaik dari para kolektor.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, hadir secara langsung pada acara tersebut. Dirinya mengungkapkan bahwa Bantul ditetapkan menjadi gerbang budaya Mataram di Ngayogyakarta Hadiningrat. Hal ini karena peradaban Mataram saat itu berkembang di wilayah Bantul, seperti di kawasan Jagalan, Pleret, dan Imogiri.
"Dengan latar belakang sejarah dan riwayat seperti ini, maka tentu masyarakat menerima tuntutan sejarah, bagaimana melestarikan budaya adiluhung yang diwariskan oleh leluhur kita," ungkap Halim.