Sosialisasi Sejarah Mataram Kuno Hingga Mataram Islam

Sosialisasi Sejarah Mataram Hindu Hingga Mataram Islam Untuk Para Guru Sejarah SMP/MTs Se Kab. Bantul.sDiskominfoBantul>>Sosialisasi sejarah Mataram Kuno hingga ke Mataram Islam yang pertama dibuka oleh Sekretaris Dinas Kebudayaan Indriyanto, S.IP dengan menghadirkan Prof.Dr.Djoko Suryo, Drs.HY.Agus Murdiyastomo, M.Hum, Septi Indrawati Kusumaningsih, S.S., dan Ir.Nurdi Antoro sebagai narasumber, berlangsung di Pendopo Balai Desa Segoroyoso, Pleret, Bantul, Selasa (20/8).

Sosialisasi bertemakan “Masa Lalu di Masa Kini” tersebut didanai oleh Dana Keistimewaan Dinas Kebudayaan Kab. Bantul TA 2019 diikuti oleh guru sejarah SMP/MTs se-Kabupaten Bantul dan OPD terkait. Hadir pula pada acara tersebut jajaran Forkopimca Kec.Pleret. Menurut Indriyanto, sosialisasi diantaranya bertujuan untuk mengenalkan tempat-tempat bersejarah kepada guru dan umum, mewariskan nilai-nilai kearifan lokal dan perjuangan, serta menambah ilmu pengetahuan.

Pemaparan pertama oleh Prof.Dr.Djoko Suryo mengenai sejarah Mataram Islam di Pleret. Beliau menjelaskan mengenai perjalanan mulai dari Mataram Kuno hingga ke Mataram Islam Baru yang terbagi menjadi tiga periode yaitu era Kota Gede, Kerta, dan Plered (tahun 1578-1677), era Kartasura (tahun 1730-1746) dan era Surakarta (sejak Januari 1746 atau Februari 1746-1755). Pendiri kerajaan Mataram Islam tersebut yaitu Sutawijaya atau Panembahan Senopati Ing Ngalaga tahun 1586 di Kotagede. Bentuk kerajaannya yaitu berdasarkan pada kebudayaan (Islam-Jawa) dengan wilayah kerajaan terbagi menjadi wilayah pusat dan daerah serta sektor perekonomiannya berbasis agraris-maritim.

Melanjutkan hal tersebut, Drs. HY.Agus Murdiyastomo, M.Hum melengkapi dengan pemaparan pendidikan sejarah mengenai Mataram Islam di Pleret. Menurut pemaparannya, struktur bangunan kerajaan di jawa adalah sama yaitu terdiri atas keraton, alun-alun, masjid, dan pasar. Beliau menambahkan bahwa pada masa pemerintahan Sultan Amangkurat  I melakukan sentralisasi ekonomi yang menimbulkan pertentangan karena keuntungan mengalir ke keraton sehingga menimbulkan berbagai gejolak yang berdampak pada penyerangan terhadap keraton.

Acara dilanjutkan dengan pemaparan BCB yang ada di Pleret oleh Septi Indrawati Kusumaningsih, S.S., M.A dan pemaparan sejarah situs Gunung Kelir oleh Ir.Nurdi Antoro.(Siti Zum)

Berbagi:

Pos Terbaru :