Setelah dinyatakan sebagai Kota Kreatif Kriya oleh Badan Ekonomi Kreatif pada tahun 2017, Bantul menunjukkan taringnya dengan mendaftarkan diri sebagai salah satu jejaring kota kreatif dunia versi UNESCO. Proses ini telah berlangsung melalui ICCS (Indonesia Creative City Society) sejak beberapa waktu yang lalu.
Dalam kunjungannya ke sentra industri kreatif Kasongan pada Rabu siang (14/4), Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih memohon doa dan dukungan kepada masyarakat Bantul agar upaya menjadikan Bantul sebagai salah satu jejaring kota kreatif dunia bisa terwujud.
"Salah satu manfaat ketika Bantul menjadi salah satu jejaring kota kreatif dunia adalah popularitas Bantul sebagai kota kreatif semakin meningkat. Dengan demikian, pangsa pasar akan semakin luas," ujar Abdul Halim Muslih.
Pernyataan Abdul Halik Muslih ini bukanlah tanpa alasan. Hingga saat ini, sektor industri kreatif masih menjadi sektor andalan mengingat banyaknya sumber daya manusia yang menggeluti sektor ini di Kabupaten Bantul. Seperti di Kasongan, Bangunjiwo, misalnya. Wilayah ini masih mempertahankan titel sebagai sentra kriya yang produknya tak hanya diterima pasar lokal, namun juga merambah hingga tingkat internasional.
Ketika nantinya Bantul berhasil tembus sebagai jejaring kota kreatif dunia, tentu akan turut mendorong ekosistem yang mapan di sektor industri kreatif. Terlebih, industri kreatif di Bantul kini mulai menggeliat dan menemukan pasar kembali usai vakum akibat pandemi. Salah satu perajin di Kasongan, Sugiyono, mengatakan kran ekspor bahkan mulai dibuka untuk negara-negara seperti Perancis, Belanda, dan Australia.