Pemerintah kabupaten Bantul melalui Kundha Kabudayan atau Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul bekerjasama dengan Paguyuban Panatacara Yogyakarta menyelenggarakan Pawiyatan Pranatacara di 7 Desa Rintisan Budaya. Diharapkan dari acara ini dapat meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap bahasa dan sastra yang ada di daerah, sehingga dapat lestari.
Dengan adanya kegiatan Pawiyatan Pranatacara diharapkan dapat membangkitkan kita bersama untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan terutama untuk pengembangan budaya-budaya di Kalurahan Guwosari. Kebetulan Kalurahan Guwosari termasuk salah satu dari 7 Desa Rintisan Budaya, hal tersebut disampaikan Panewu Pajangan, Anjar Arintaka Putra, S.Sos,.MM saat pembukaan Pawiyatan Pranatacara di Balai Kalurahan Guwosari,Pajangan, Kamis (14/7).
Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kabupaten Bantul, Nughoro Eko Setyanto, S.Sos., M.M dalam laporannya mengatakan kegiatan Pawiyatan Pranatacara ini sudah dimulai sejak tahun 2020, untuk tahun 2022 menyelenggarakan kegiatan Pawiyatan Pranatacara di 7 Rintisan Desa Budaya yakni, Kalurahan Wukirsari, Baturetno, Jatimulyo, Guwosari, Timbulharjo,Tamantirto dan Gadingsari, yang dibiayai dengan Dana Keistimewaan DIY.
“ Kegiatan ini diharapkan dapat mendukung penilaian rintisan Desa/Kalurahan budaya meningkat menjadi Desa/Kalurahan budaya, meningkatkan kemampuan calon pelaku panatacara dan upaya melestarikan dan mengembangkan bahasa dan sastra jawa, “katanya.
Wakil Bupati Bantul, Joko Purnomo dalam sambutan pembukaan menyampaikan bahwa rintisan desa budaya banyak kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan, salah satunya kegiatan Pawiyatan Pranatacara, untuk mengenalkan ungah-ungguh budaya jawa, tata nilai budaya jawa, belajar bahasa jawa secara benar. Hal ini untuk menjadi benteng mencegah budaya asing yang masuk, jangan sampai budaya kita hilang. Joko berharap, 7 Rintisan Desa Budaya saling berlomba dalam kebajikan dan menggali potensi kebudayaan kita, melatih diri untuk berbudaya jawa.