Upaya untuk menekan angka stunting di Kapanewon Pandak semakin digencarkan dengan diluncurkannya program Bantuan untuk Anak Stunting yang digelar di Aula Kapanewon Pandak, pada Kamis (3/7/2025). Bantuan ini berupa susu formula yang diberikan kepada lima anak dari setiap kalurahan, dengan total empat kalurahan yang ada di Kapanewon Pandak.
Panewu Kapanewon Pandak, Nanang Dwi Atmoko, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa sejak akhir 2022 pihaknya sudah melakukan berbagai inovasi untuk memberantas gizi buruk dan stunting pada anak. Salah satunya melalui program Geber Gas (Gerakan Berantas Gizi Buruk dan Anak Stunting). Program ini berbentuk sedekah telur yang dikumpulkan dari karyawan dan karyawati Kapanewon Pandak, bekerja sama dengan berbagai instansi di wilayah Pandak maupun dari luar daerah.
“Geber Gas dilaksanakan setiap hari Jumat dan berjalan hingga Agustus 2024. Namun, mulai September hingga Desember 2024, kegiatan dialihkan sementara untuk membantu droping air bersih ke beberapa pedukuhan terdampak kemarau panjang, seperti Banyuurip, Gluntung Lor, Ciren, dan Depok,” terang Nanang.
Setelah dilakukan evaluasi, pada 2025 Kapanewon Pandak memutuskan memberikan bantuan dalam bentuk susu formula bagi anak-anak yang terindikasi stunting. Bantuan ini merupakan hasil kolaborasi dengan berbagai stakeholder serta program Bapak Asuh Stunting dari Kabupaten Bantul.
“Launching kali ini juga sebagai bentuk pertanggungjawaban kami dalam pengelolaan dana yang disampaikan para donatur. Laporan akan kami sampaikan setiap semester,” ujarnya.
Nanang menjelaskan, kenaikan angka stunting di Kapanewon Pandak disebabkan beberapa faktor. Pertama, adanya pendataan menyeluruh secara nasional yang membuat data lebih akurat. Kedua, masih ditemukan ibu hamil dengan risiko tinggi. Ketiga, pola asuh anak yang kurang baik di beberapa keluarga.
Menurutnya, inovasi Gerakan Berantas Gizi Buruk dan Anak Stunting telah memberikan dampak positif, diantaranya: Meningkatkan pola asuh anak menjadi lebih baik, Menurunkan angka stunting di wilayah Pandak, Memunculkan keterlibatan stakeholder dan Bapak Asuh Stunting, Mereplikasi inovasi di puskesmas setempat, yaitu GERDU KUNING (Gerakan Sedekah Seribu untuk Kurangi Stunting) dari Puskesmas Pandak I, dan GERBU (Gerakan Seribu untuk Anak Stunting) dari Puskesmas Pandak II.
Sementara itu, konselor hukum Tim Puspaga Projotamansari, Agus Abdullah, turut menyampaikan pentingnya pencegahan perkawinan usia dini sebagai bagian dari upaya menekan stunting.
“Puspaga memiliki program pencegahan perkawinan anak. Survei menunjukkan pernikahan usia dini memicu anak lahir dalam kondisi stunting. Kami melakukan pendampingan bagi calon pengantin dan orang tua untuk mengedukasi pola asuh yang lebih baik,” terang Agus.
Dengan sinergi berbagai pihak, pemerintah Kapanewon Pandak berharap angka stunting dapat terus ditekan secara signifikan, demi mewujudkan generasi sehat dan berkualitas. (Fza)