Hal itu disampaikan oleh PLT Sekda Bantul dalam sambutan kepada rombongan tamu dari Universitas Galuh Kab Ciamis,Jawa Barat pada hari Kamis (12/05). Mahasiswa Univ.Galuh tersebut akan mengadakan riset dan observasi tentang praktek tata kelola pemerintahan Kab Bantul, terutama tentang pengelolaan pariwisata dan desa wisata di Bantul.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bantul Drs.Suyoto HS,M.Si.MMA menjelaskan, "upaya pengembangan potensi kekayaan obyek wisata yang variatif, kerajinan dan seni budaya dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan daya tarik obyek wisata di Bantul. Upaya pengembangan obyek wisata tersebut diantaranya membentuk desa-desa wisata, diantaranya Desa Kasongan, Desa Kebon Agung, Desa Manding, Desa Krebet, Desa Tembi, Desa Gabusan , Desa Puton, dan desa lainnya yang sudah dibentuk menjadi desa wisata. Masing-masing desa wisata mempunyai potensi dan daya tarik yang variatif."
Pariwisata selalu berhubungan dengan kerajinan, yaitu melalui kepariwisataan bisa mempromosikan produk kerajinan. 57% produk kerajinan bisa laku di obyek pengembangan wisata. Dengan banyaknya wisatawan/pengunjung yang dating ke obyek wisata, maka akan mudah pula promosi dan pemasaran hasil kerajinan masyarakat Bantul.
Kepariwisataan dan industri kerajinan yang saling mendukung bisa menciptakan kondisi stabil terhadap perekonomian dan kesejahterann masyarakat Bantul. Dengan terciptanya keberhasilan pengembangtan pariwisata dan kerajinan, maka akan menciptakan kondisi strategi terhadap masyarakat, yaitu mobillitas perekonomian daerah yang stabil, solusi masalah kemiskinan, peningkatan kesejahteraan masyarakat, sumber/kontribusi PAD, industry kerajinan meningkat dan transportasi lancar. Selanjutnya dengan keberhasilan sektor pariwisata, maka akan menjadi income per capita daerah Bantul. (dew)