Melihat siswa yang begitu tegang menghadapi UNAS, rasanya hati sedih sekali. Kenapa harus ketakutan padahal itu hal yang wajar dihadapi siswa jelasnya.
Menurut Idham Samawi, UNAS bukan lah momok yang harus ditakuti. Namun merupakan tahapan yang harus dihadapi dalam dunia pendidikan. Tidak bisa dipungkiri ada saat siswa harus dipacu semangat untuk belajarnya.
UNAS hanya merupakan salah satu indikator pengukur kemampuan anak, jadi sebaiknya semua yang berkecimpung di dunia pendidikan jangan menakut-nakuti tambahnya.
Hal tersebut diungkapkan pada acara ceramah pedidikan dihadapan Ketua Dewan Skolah di Aula Parasamya Bantul, Kamis (20/3). Acara yang dikemas dalam Penguatan Kelembagaan Dewan Sekolah Bantul tersebut diikuti 600 perwakilan dari 913 Dewan Sekolah SD/MI SLTA/MA se kab. Bantul.
Lebih lanjut dikatakan saat ini tugas guru sangat berat, disamping harus menguasai materi dengan baik sesuai perkembangan jaman juga harus memasukkan unsur etika pada siswa. Sikap budi pekerti pada generasi muda mulai banyak yang luntur. Untuk itu mulai sekarang antara guru, dewan pendidikan, orang tua, masyarakat dan pemerintah harus bersatu menciptakan calon pemimpin yang baik berideologis Pancasila.
Pemimpin yang berideologis Pancasila, tidak akan menggadaikan bangsa demi kepentingan pribadi atau golongan. Untuk menjadikan pemimpin bangsa berideologis, maka kewajiban bersama mendidik calon pemimpin Indonesia yang berasal dari Bantul sebaik-baiknya. Sementara itu, menjelang Ujian Nasional (UN), Dewan Pendidikan menilai keterlibatan dewan sekolah sangat berperan strategis dalam keberhasilan siswa meraih nilai UN maksimal.
Terkait pentingnya persiapan UN dengan melibatkan dewan sekolah, karena dewan sekolah merupakan representasi dari wali siswa dan anak didik. Dewan sekolah memiliki fungsi dan tugas sebagai pengontrol, suport serta mediator. Dewan Pendidikan sebagai mitra dewan sekolah.
Sementara, Sekretaris Dewan Pendidikan yang juga Kepala Dinas Pendidikan Menengah dan Non Formal (Dikmenof) Drs Masharun Ghozalie, MM menambahkan Ujian Nasional (UN) berlangsung mulai 15 April mendatang. Untuk kelulusan tetap berpedoman pada nilai UN sebesar 60 persen, 24 persen Nilai Ujian Sekolah (US) dan 16 persen nilai Rapot. Adapun rata-rata nilai minimal kelulusan yakni 5,5 dan tiap mata pelajaran minimal 4,00.
Terkait tingkat kesulitan soal, Masharun menambahkan berdasarkan hasil yang diumumkan pusat, tingkat kesulitan UN nantinya tiap soal dengan kategori sulit sebanyak 20 persen, sedang 70 persen dan mudah sebesar 10 persen.
"Kalau tahun lalu tingkat kesulitan 80 persen kategori sedang, 10 persen mudah dan 10 persen sulit," jelasnya (mw)