Bupati Bantul Hj. Sri Suryowidati dalam kesempatan tersebut sangat apresiasi dengan semangat semua panirtia. Dengan berdirinya ponpes plus dalam arti disamping mendalami agama Islam juga disiapkan ilmu kewirausahaan, akan menghasilkan insane yang siap pakai. Yang lebih membanggakan semua santri tetap mengikuti pendidikan umum di luar pesantren dan mendapat biaya dari pondok.
Sementara menurut pendiri Pondok Pesantren Entrepreneur Ad-Dhuha H Buchori AZ, pondok dibangun untuk menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhirat. Sampai saat ini ada 300 santri yatim-piatu yang ada di Ponpes yang dididik untuk menjadi pengusaha, dengan jiwa dan konsep secara Islami.
Semua santri Pondok Ad- Dhuha akan di biayai hingga perguruan tinggi. Setelah kuliah, mereka dididik menjadi pengusaha bukan pegawai karena Indonesia membutuhkan pengusaha bukan pegawai,†ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan salah satu penyeimbangan dunia-akhirat yakni mereka melakukan bisnis dengan konsep Islam. Dalam ponpes juga ada Majelis Dhuha, yang berfungsi memberikan konsultasi bagi siapa saja yang membutuhkan konsultasi bisnis. “Banyak yang datang berkonsultasi, biasanya pedagang pasar, angkringan dan sebagainya. Kebanyakan setelah konsultsai omzetnya naik,†tutur jelasnya.
Adapun sektor yang sering di rambah santri ponpes, seperti ekspor handycraf dengan link dari Majelis Dhuha. Santri juga diberikan materi khusus entrepreneur selain materi pondok pesantren pada umumnya. (mw)