Pembangunan pembangkit listrik yang begitu besar dalam lima tahun dianggap banyak orang sebagai program ambisius, namun Presiden Jokowi membantah dan mengatakan bahwa pembangunan tersebut sudah direncakanan secara detail dan masih mampu kita realisasikan. “Ini bukan program ambisius, namun bisa dilaksanakan buktikan. Saya akan pantau langsung†hal tersebut dikatakan saat penekan tombol sisiren tanda dimulai proyek, Senin (4/5) di Goa Cemara, dusun Patehan Samas Bantul.Jelasnya.
Lebh jauh dikatakan proyek ini tidak hanya dibuat di Yogyakarta, tetapi juga dibuat di 240 lokasi di Indonesia. Jumlah tersebut diharapkan bisa memenuhi target 35.000 Mw dalam waktu 5 tahun. Dari total 35.000 MW, sebagian besar atau sekitar 20.000 MW merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang bahan bakarnya menggunakan batu bara sekitar 80-90 juta ton batu bara. Jumlah tersebut masih cukup karena produksi batu bara kita setahun sekitar 400 juta ton.
“Dalam lima tahun ke depan, harus terbangun pembangkit listrik baru dengan kapasitas total 35.000 MW. Ini ditambah 7.000 MW yang sudah dalam tahap pembangunan, sehingga totalnya 42.000 MWâ€, tambahnya
Sementara itu Menteri ESDM, Sudirman Said, mengatakan jika PLTB di Samas tersebut merupakan yang terbesar di seluruh Indonesia dengan kapasitas 50 Mega Watt (MW). Menurutnya, total investasi yang dialokasikan jumlahnya cukup besar yakni mencapai Rp 1,5 triliun.
"Total investasi kita di Samas nilainya USD 134 Juta atau jika dirupiahkan nilainya sekitar Rp 1,5 triliun," tandasnya.
Nantinya akan dibangun 33 kincir angin dengan tinggi 120 meter dengan kapasitas per kincir bisa menghasilkan dua juta watt. "Jumlah yang dihasilkan tadi cukup signifikan karena sudah bisa menjangkau 1/8 dari kebutuhan listrik di Yogyakarta," tambahnya. (mw)