Setelah memberikan sambutan Masharun berkenan meresmikan Bak Sampah dan secara simbolis menanam pohon perindang di lapangan olahraga Matsamaba.
Menurut Masharun meski masyarakat DIY tidak kaya secara ekonomi dibanding kota lain namun angka harapan hidup di DIY paling tinggi secara nasional yaitu 74 tahun, sementara rata-rata secara nasional hanya 72 tahun. Agar seseorang awet muda menurut Ali Bin Abi Thalib beberapa resepnya : pertama sering-seringlah melihat pepohonan yang hijau dan melihar air yang mengalir yang bersih.
MTsN 5 Bantul menjadi MTs kedua yang mengadakan kegiatan Adiwiyata di Bantul. Adiwiyata ini salah satu unsurnya adalah kebersihan, sesuai dengan makna sebuah hadis Kebersihan itu sebagian dari Iman.
Dengan demikian harus diciptakan suasana pembelajaran yang sejuk, nyaman, sehingga pembelajaran yang delapan jam pelajaran serasa delapan menit saja. Madrasah yang bersih bebas dari sampah, didukung pepohonan yang rimbun tentunya menjadi modal penting menuju Sekolah Adiwiyata.
Ada tiga tugas berat DLH, pertama mengantarkan sekolah menuju Adiwiyata, kalau dulu perkagori hanya mengajukan satu sekolah, mulai 2017 tiap jenjang diajukan lima, kedua Bantul bertekad merebut kembali Piala Adipura dan ketiga Bantul mencanangkan 2019 bebas sampah. Ketiga hal itu bisa draih dengan 4 hal : Bantul betul-betul bersih sampah, Bantul dimana-mana rindang, Bantul SDMnya sehat, programnya harus berkelanjutan. "Kalo mau maju seringlah keluar madrasah untuk studi banding untuk menyerap kelebihan sekolah lain ," pungkas Masharun.
Kepala MTsN 5 Bantul Drs. Miftakhul Bakhri, M.Pd didampingi Ketua Tim Pengembang Madrasah Drs. Sutanto memaparkan madrasahnya menjadi salahsatu dari 83 sekolah yang sudah menerima dokumen lingkungan hidup, dan ini menjadi landasan untuk perintisan Adiwiyata.
"Kami butuh bimbingan dan pelatihan agar langkah kami semakin terarah. Sebagai awalan kami berupaya memilah botol plastik secara tersendiri dan kerjasama dengan Bak Sampah Alam Lestari Ceme Srigading mengadakan pelatihan pembuatan bunga dari plastik kresek," imbuh Miftakhul.
Kepala MTs N 4 Bantul Makmur Amprani, M.Pd selaku narasumber pertama mengatakan dalam melaksanakan Adiwiyata yang penting adalah komitmen guru karyawan untuk melaksanakan Adiwiyata, selanjutnya visi misi harus mencantumkan lingkungan hidup.
Adiwiyata juga harus ada visi tersendiri, dan membuat Mars Adiwiyata MTsN 5 Bantul. Semua mapel RPP harus terkait dengan lingkungan hidup.
Sementara Narasumber kedua Kepala Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah B3 dan Peningkatan Kapasitas Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul Ir. Wahid, MA menjelaskan kriteria dan indikator sekolah adiwiyata adalah : Pengembangan Kebijakan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan, Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan, Pengembangan Kegiatan Berbasis Partisipatif, Pengelolaan dan atau Pengembangan Sarana Pendukung Sekolah. Prinsip dasar Adiwiyata adalah partisipatif dan berkelanjutan.
Beberapa kegiatan yang dapat dilaksanakan dengan menciptakan kegiatan ekstra kurikuler/kurikuler di bidang lingkungan hidup berbasis partisipatif di sekolah, mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar, membangun kegiatan kemitraan atau memprakarsai pengembangan pendidikan lingkungan hidup di sekolah.
"Pada dasarnya program Adiwiyata tidak ditujukan sebagai suatu kompetisi atau lomba, penghargaan Adiwiyata diberikan sebagai bentuk apresiasi kepada sekolah yang mampu melaksanakan upaya peningkatan pendidikan lingkungan hidup secara benar, sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan," pungkas Wahid. (tan/diskominfo)