Jelang Nyepi, Umat Hindu Gelar Upacara Melasti

Padat dan penuh khidmat, demikian suasana yang tergambar di pantai Parangkusumo pada Minggu (3/3/2024). Sejak pagi, ratusan umat Hindu telah berkumpul memadati area upacara Melasti dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi tahun Saka 1946. Melasti merupakan salah satu rangkaian Perayaan Nyepi. Ritual ini mempunyai makna pembersihan diri dari perbuatan buruk di masa lalu. 

Dengan mengenakan pakaian tradisional khas Bali berwarna putih, berbagai persembahan sesaji ditata rapi di atas meja dekat  bibir pantai. Upacara Melasti dipuput oleh Ida Bhagawan Putra Manuaba, Ida Bhagawan Dalem Manik, dan Sira Empu Putra Girinatha. 

Ketua Umum Hari Raya Nyepi DIY, I Wayan Suardana, menjelaskan tema Hari Raya Nyepi 1946 adalah Hamemayu Hayuning Bawana yang bermakna mencapai keharmonisan alam semesta. Melalui Melasti, umat Hindu berharap agar mikro kosmos dan makro kosmos dapat disucikan.

“Kami memohon supaya dibersihkan pikiran, perkataan, dan perbuatan menjadi lebih baik. Melalui Melasti kami membuang kotoran-kotoran itu kepada Tuhan Yang Maha Esa agar dibersihkan, supaya siap menyelenggarakan Hari Raya Nyepi,” jelas Wayan. 

Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, yang hadir sekaligus membuka upacara Melasti menyampaikan Pemerintah Kabupaten Bantul mempunyai visi terciptanya masyarakat yang harmonis, sejahtera, dan berkeadilan. Bupati berharap, toleransi dan tolong menolong antar umat beragama di DIY khususnya Kabupaten Bantul dapat terus dijaga. Keharmonisan dan kerukunan antar umat beragama menurut Bupati, menjadi tanggung jawab bersama. 

"Pemerintah sangat berkepentingan dan kita semua warga DIY juga sangat berkepentingan bahwa keharmonisan antar umat beragama harus kita jaga," tutur Halim.

Tak hanya umat Hindu, upacara Melasti juga menyedot antusiasme masyarakat dan wisatawan mancanegara yang tak mau ketinggalan untuk mengabadikan momentum tahunan ini. (Fza)

Berbagi:

Pos Terbaru :